Masalah Dalam Budidaya Bawang Merah Saat Ini, Bawangbawangan.com - Beberapa masalah dalam budidaya bawang merah.
Bawang merah adalah sebagian dari komoditas sayuran unggulan nasional yang amat fluktuatif harga ataupunproduksinya.
Perihal ini berlangsung krna pasokan keluaran yang tak seimbang antara panenan terhadapmusimnya dan panenan di luar musim, salah satu salah satu dikarenakan tingginya intensitas serangan hama sertapenyakit terutama jika penanaman dilaksanakan di luar musim. disamping itu bawang merah merupakan komoditas yang tak bisa disimpan lama, cuma bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya tiap saat
- Ketersediaan benih berkualitas belum mencukupi secara tepat (waktu, hitungan serta mutu);
- Belum tersedia varietas unggul yang tahan pada penyakit utama;
- Penerapan metoda budidaya yang baik serta benar belum dilaksanakan secara optimal;
- Perbedaan keluarandi musim kemarau serta musim hujan;
- Kelembagaan petani belum bisa menjadi pendukung usahatani;
- Skala usaha relatif masih kecil dampak sempitnya kepemilikan lahan serta lemahnya permodalan;
- Produktivitas lebih memilih merasakan penurunan di sebagian sentra produksi;
- Harga lebih memilih berfluktuasi serta masih dikuasai tengkulak;
- Serangan OPT makin bertambah.
Dalam rangka memenuhi keperluan pasar dalam negeri serta buat ekspor diperlukan produk yang memiliki nilai mutu baik serta safe dikonsumsi. buat memenuhi Perihal tersebut tersebutkan sistem keluaran butuhdilaksanakan secara baik sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) berbasis norma budidaya yang baik sertabenar.
Sehingga didambakan tak banyak lagi petani yang melaksanakan sistem keluaran dengan tidak memperhatikan Perihal tersebut krna efisiensi ekonomis tak akan didapati bila tetap memakaikan pestisida serta pemupukan anorganik secara berlebihan sehingga tak efisien
1. Belum cukup tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten pada hama serta penyakit serius dan sesuai terhadap musim hujan
Sampai saat ini belum tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten pada hama serta penyakit serius kecuali varietas Sumenep. Sayangnya varietas Sumenep belum disukai konsumen bawang merah krna penampilan umbinya kurang menarik dengan warna umbi kekuningan serta bentuk umbinya lonjong serta kecil.
Namun somaklonal dari varietas Sumenep bisa menghasilkan umbi dengan ukuran yang lebih besar dari varietas aslinya serta warna umbi merah muda. disamping itu varietas Sumenep amat renyah serta nikmat buat bawang goreng. serta nampaknya yang di peroleh somaklonal varietas Sumenep memiliki daya adaptasi yang luas terhadapsebagian agroekologi di dataran rendah hingga dataran tinggi.
Varietas bawang merah yang sepanjang ini ditanam oleh petani lazimnya varietas yang sesuai ditanam di musim kemarau saja namun ringkih sekali pada serangan hama ulat bawang dan penyakit serius terhadap bawang merah. layaknya halnya 8 varietas unggul yang sudah dilepas Pemerintah antara lain varietas Bima Brebes, Maja, Keling, Medan , Super Philip, Kramat-1, Kramat-2 , Kuning serta Batu Ijo cuma sesuai buat musim kemarau.sementara varietas unggul bawang merah yang sesuai terhadap musim hujan serta sudah dilepas Pemerintah cuma varietas Bauji .
Budidaya bawang merah terhadap musim kemarau menghasilkan pasokan keluaran yang tinggi krna cukup banyak ragam varietas yang bisa ditanam di musim kemarau. layaknya halnya di sentra keluaran Brebes, petani menanam berbagai varietas bawang merah yang adanya , diantaranya varietas Sumenep.
2. Ketergantungan petani bawang merah pada benih impor
Dalam Budidaya bawang merah, benih merupakan salah satu factor keluaran yang membutuhkan biaya tinggi, dengan keperluan benih sekitar 800-1200. kg/ha. Tingginya keperluan benih bawang merah baik dalam bentuk benih komersial ataupun benih asal pati , nyatanya belum diikuti keluaran benihnya. disamping itu petani bawang merah di Indonesia nampaknya amat bergantung pada benih impor layaknya varietas dari Philipina, Thailand, India serta Vietnam (berkembang di area Brebes).
Padahal benih impor varietas bawang merah yang tersebar di Indonesia merupakan bawang merah buat konsumsi. Perihal ini krna belum banyak produsen yang mau bergerak di bidang perbenihan bawang merah.
Kendala tersebut dikarenakan antara lain :
a) usaha perbenihan bawang merah memerlukan modal yang cukup tinggi serta areal dan gudang yang luas,
b) pengetahuan serta ketrampilan SDM terutama dalam keluaran benih masih rendah ,
c) daya simpan benih bawang merah rendah (2-5 bulan ) dengan susut bobot yang tinggi ,
d) gangguan penyimpanan benih bisa diatasi dengan penjawantah benih berbentuk biji, sayangnya ketrampilan ini cukup susah disosialisasikan terhadap petani.
3. Ada OPT yang menusuk terhadap musim kemarau serta musim hujan mengakibatkan fluktuasi produksi
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap tanaman bawang merah merupakan salah satu Perihal seriusyang butuh diperhatikan krna terhitung 13 jenis OPT . Potensi kehilangan yang di peroleh oleh OPT utama , terhadapbawang merah menempati status pertama sebesar 138,4 milyar dibandingkan dengan komoditas lainnya layaknyacabai, kubis, kentang serta tomat.
Kehilangan yang di peroleh krna OPT tersebut bisa mencapai 20-100 %
Fluktuasi keluaran senantiasa berlangsung terhadap Budidaya bawang merah yang dikarenakan ada perbedaan keluaran di musim kemarau serta musim hujan. terhadap musim hujan intensitas serangan penyakit layaknyaFusarium, Alternaria serta Antraknose makin tinggi. Sehingga kegagalan panen kerap berlangsung terhadapmusim hujan. Perihal ini dikarenakan terhadap musim hujan, kelembaban udara lebih tinggi dibandingkan musim kemarau sehingga intensitas serangan penyakit lebih tinggi.
Sedangkan terhadap musim kemarau suhu udara lebih tinggi dibandingkan musim hujan sehingga intensitas serangan hama lebih tinggi dibandingkan intensitas serangan penyakit.
Oleh karenanya produktivitas di musim hujan makin menurun serta pasokan keluaran juga menurun sehingga berlangsungfluktuasi harga. Sehingga diperlukan ada varietas bawang merah yang sesuai buat musim kemarau serta musim hujan.
4. Kendala dalam Perihal sosialisasi serta pengganti varietas unggul bawang merah
Nampaknya selera produsen serta konsumen bawang merah di sebagian wilayah sentra keluaran di Indonesia cukup berbagai dalam memilih serta mendevelop suatu varietas. Konsumen serta produsen bawang merah di Jawa Timur amat menyukai varietas Super Philip krna produktivitasnya tinggi, umbi besar serta bulat, warna umbi menarik – merah keunguan mengkilat meskipun rasanya tak terlampau pedas.
Oleh karenanya varietas Super Philip menyebar merata terhadap seluruh areal pertanaman bawang merah di Jawa Timur dengan luasan 25000. hektar serta senantiasa ditemui di pasar wilayah Jawa Timur.
Untuk varietas Bauji serta Batu Ijo saat ini mulai banyak diklaim oleh petani di luar wilayah asalnya bahakan di luar propinsi Jawa Timur
Sedangkan di wilayah Kabupaten Brebes sebagai sentra keluaran bawang merah terbesar di Indonesia (dengan luas areal tanam 16993. hektar) serta di Jawa Tengah terhadap lazimnya (dengan luas areal tanam 55578. hektar) terkandung varietas bawang merah yang berbagai.
Varietas-varietas yang dimantapkan di Jawa Tengah terdiri dari varietas lokal serta varietas introduksi , antara lain : Bima Brebes, Kuning, Sumenep, Ampenan, Maja Cipanas, Medan, Tawangmangu Baru, Super Philip, India, Thailan serta Vietnam.
Permasalahan ini tunjukkan perbedaan selera konsumen serta produsen di sebagian wilayah yang memberi efek pada pernyebaran suatu varietas unggul/varietas baru.
Tags : Kendala budidaya bawang merah, permasalahan budidaya bawang merah, masalah dalam budidaya bawang merah, kendala dalam budidaya bawang merah, permasalahan pada budidaya bawang merah, masalah budidaya bawang merah
Bawang merah adalah sebagian dari komoditas sayuran unggulan nasional yang amat fluktuatif harga ataupunproduksinya.
Perihal ini berlangsung krna pasokan keluaran yang tak seimbang antara panenan terhadapmusimnya dan panenan di luar musim, salah satu salah satu dikarenakan tingginya intensitas serangan hama sertapenyakit terutama jika penanaman dilaksanakan di luar musim. disamping itu bawang merah merupakan komoditas yang tak bisa disimpan lama, cuma bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya tiap saat
Budidaya Bawang Merah via petanibangga.blogspot.com |
Masalah Budidaya Bawang Merah
Masalah dalam Budidaya bawang merah yang dialami sebagian besar pembudidya bawang merah, antara lain :- Ketersediaan benih berkualitas belum mencukupi secara tepat (waktu, hitungan serta mutu);
- Belum tersedia varietas unggul yang tahan pada penyakit utama;
- Penerapan metoda budidaya yang baik serta benar belum dilaksanakan secara optimal;
- Perbedaan keluarandi musim kemarau serta musim hujan;
- Kelembagaan petani belum bisa menjadi pendukung usahatani;
- Skala usaha relatif masih kecil dampak sempitnya kepemilikan lahan serta lemahnya permodalan;
- Produktivitas lebih memilih merasakan penurunan di sebagian sentra produksi;
- Harga lebih memilih berfluktuasi serta masih dikuasai tengkulak;
- Serangan OPT makin bertambah.
Dalam rangka memenuhi keperluan pasar dalam negeri serta buat ekspor diperlukan produk yang memiliki nilai mutu baik serta safe dikonsumsi. buat memenuhi Perihal tersebut tersebutkan sistem keluaran butuhdilaksanakan secara baik sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) berbasis norma budidaya yang baik sertabenar.
Sehingga didambakan tak banyak lagi petani yang melaksanakan sistem keluaran dengan tidak memperhatikan Perihal tersebut krna efisiensi ekonomis tak akan didapati bila tetap memakaikan pestisida serta pemupukan anorganik secara berlebihan sehingga tak efisien
4 Masalah dalam Budidaya Bawang Merah Saat Ini
1. Belum cukup tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten pada hama serta penyakit serius dan sesuai terhadap musim hujan
Sampai saat ini belum tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten pada hama serta penyakit serius kecuali varietas Sumenep. Sayangnya varietas Sumenep belum disukai konsumen bawang merah krna penampilan umbinya kurang menarik dengan warna umbi kekuningan serta bentuk umbinya lonjong serta kecil.
Namun somaklonal dari varietas Sumenep bisa menghasilkan umbi dengan ukuran yang lebih besar dari varietas aslinya serta warna umbi merah muda. disamping itu varietas Sumenep amat renyah serta nikmat buat bawang goreng. serta nampaknya yang di peroleh somaklonal varietas Sumenep memiliki daya adaptasi yang luas terhadapsebagian agroekologi di dataran rendah hingga dataran tinggi.
Varietas bawang merah yang sepanjang ini ditanam oleh petani lazimnya varietas yang sesuai ditanam di musim kemarau saja namun ringkih sekali pada serangan hama ulat bawang dan penyakit serius terhadap bawang merah. layaknya halnya 8 varietas unggul yang sudah dilepas Pemerintah antara lain varietas Bima Brebes, Maja, Keling, Medan , Super Philip, Kramat-1, Kramat-2 , Kuning serta Batu Ijo cuma sesuai buat musim kemarau.sementara varietas unggul bawang merah yang sesuai terhadap musim hujan serta sudah dilepas Pemerintah cuma varietas Bauji .
Budidaya bawang merah terhadap musim kemarau menghasilkan pasokan keluaran yang tinggi krna cukup banyak ragam varietas yang bisa ditanam di musim kemarau. layaknya halnya di sentra keluaran Brebes, petani menanam berbagai varietas bawang merah yang adanya , diantaranya varietas Sumenep.
2. Ketergantungan petani bawang merah pada benih impor
Dalam Budidaya bawang merah, benih merupakan salah satu factor keluaran yang membutuhkan biaya tinggi, dengan keperluan benih sekitar 800-1200. kg/ha. Tingginya keperluan benih bawang merah baik dalam bentuk benih komersial ataupun benih asal pati , nyatanya belum diikuti keluaran benihnya. disamping itu petani bawang merah di Indonesia nampaknya amat bergantung pada benih impor layaknya varietas dari Philipina, Thailand, India serta Vietnam (berkembang di area Brebes).
Padahal benih impor varietas bawang merah yang tersebar di Indonesia merupakan bawang merah buat konsumsi. Perihal ini krna belum banyak produsen yang mau bergerak di bidang perbenihan bawang merah.
Kendala tersebut dikarenakan antara lain :
a) usaha perbenihan bawang merah memerlukan modal yang cukup tinggi serta areal dan gudang yang luas,
b) pengetahuan serta ketrampilan SDM terutama dalam keluaran benih masih rendah ,
c) daya simpan benih bawang merah rendah (2-5 bulan ) dengan susut bobot yang tinggi ,
d) gangguan penyimpanan benih bisa diatasi dengan penjawantah benih berbentuk biji, sayangnya ketrampilan ini cukup susah disosialisasikan terhadap petani.
3. Ada OPT yang menusuk terhadap musim kemarau serta musim hujan mengakibatkan fluktuasi produksi
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap tanaman bawang merah merupakan salah satu Perihal seriusyang butuh diperhatikan krna terhitung 13 jenis OPT . Potensi kehilangan yang di peroleh oleh OPT utama , terhadapbawang merah menempati status pertama sebesar 138,4 milyar dibandingkan dengan komoditas lainnya layaknyacabai, kubis, kentang serta tomat.
Kehilangan yang di peroleh krna OPT tersebut bisa mencapai 20-100 %
Fluktuasi keluaran senantiasa berlangsung terhadap Budidaya bawang merah yang dikarenakan ada perbedaan keluaran di musim kemarau serta musim hujan. terhadap musim hujan intensitas serangan penyakit layaknyaFusarium, Alternaria serta Antraknose makin tinggi. Sehingga kegagalan panen kerap berlangsung terhadapmusim hujan. Perihal ini dikarenakan terhadap musim hujan, kelembaban udara lebih tinggi dibandingkan musim kemarau sehingga intensitas serangan penyakit lebih tinggi.
Sedangkan terhadap musim kemarau suhu udara lebih tinggi dibandingkan musim hujan sehingga intensitas serangan hama lebih tinggi dibandingkan intensitas serangan penyakit.
Oleh karenanya produktivitas di musim hujan makin menurun serta pasokan keluaran juga menurun sehingga berlangsungfluktuasi harga. Sehingga diperlukan ada varietas bawang merah yang sesuai buat musim kemarau serta musim hujan.
4. Kendala dalam Perihal sosialisasi serta pengganti varietas unggul bawang merah
Nampaknya selera produsen serta konsumen bawang merah di sebagian wilayah sentra keluaran di Indonesia cukup berbagai dalam memilih serta mendevelop suatu varietas. Konsumen serta produsen bawang merah di Jawa Timur amat menyukai varietas Super Philip krna produktivitasnya tinggi, umbi besar serta bulat, warna umbi menarik – merah keunguan mengkilat meskipun rasanya tak terlampau pedas.
Oleh karenanya varietas Super Philip menyebar merata terhadap seluruh areal pertanaman bawang merah di Jawa Timur dengan luasan 25000. hektar serta senantiasa ditemui di pasar wilayah Jawa Timur.
Untuk varietas Bauji serta Batu Ijo saat ini mulai banyak diklaim oleh petani di luar wilayah asalnya bahakan di luar propinsi Jawa Timur
Sedangkan di wilayah Kabupaten Brebes sebagai sentra keluaran bawang merah terbesar di Indonesia (dengan luas areal tanam 16993. hektar) serta di Jawa Tengah terhadap lazimnya (dengan luas areal tanam 55578. hektar) terkandung varietas bawang merah yang berbagai.
Varietas-varietas yang dimantapkan di Jawa Tengah terdiri dari varietas lokal serta varietas introduksi , antara lain : Bima Brebes, Kuning, Sumenep, Ampenan, Maja Cipanas, Medan, Tawangmangu Baru, Super Philip, India, Thailan serta Vietnam.
Permasalahan ini tunjukkan perbedaan selera konsumen serta produsen di sebagian wilayah yang memberi efek pada pernyebaran suatu varietas unggul/varietas baru.
Tags : Kendala budidaya bawang merah, permasalahan budidaya bawang merah, masalah dalam budidaya bawang merah, kendala dalam budidaya bawang merah, permasalahan pada budidaya bawang merah, masalah budidaya bawang merah
Tag :
Bawang Merah